Lokasi Peninggalan Harta Karun Kerajaan Aceh, Telah Ditutup

     Lokasi perburuan harta karun oleh warga Banda Aceh di sungai Muara Gampong Pande, akhirnya ditutup. Setelah sempat heboh awalnya oleh penemuan beberapa koin emas berbentuk uang dirham oleh pencari tiram (11/11), dan juga di temukan lagi beberapa benda bersejarah peninggalan Kerajaan Islam Aceh seperti pedang, batu nisan, dan koin emas lainnya oleh para warga yang berbondong-bondong mencari harta karun, kini sudah dihentikan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh.

     Para kolektor pun tak mau ketinggalan, mereka juga berduyun-duyun datang ke lokasi, sebagian besar dari mereka membeli langsung dari warga yang mendapatkan harta karun di Muara Gampong Pande tersebut. Para kolektor mematok harga dari harga Rp. 300.000 - Rp. 500.000 per-kepingnya.










     Sebelumnya, sejarawan Aceh M. Adli Abdullah juga sudah meminta agar Pemerintah untuk menyelamatkan koin emas tersebut dengan cara membelinya dari masyarakat. "Itu sudah menjadi tanggung jawab dai pemerintah sendiri untuk membeli kembali temuan masyarakat itu, sehingga tidak jatuh kepada pihak lain. Sebab, mata uang Dirham tersebut adalah bagian dari peradaban Aceh yang mengalami masa kejayaan tempo dulu". Jadi , setelah membelinya dari masyarakat, benda itu diletakkan di Museum agar menjadi bukti nyata peradaban Aceh dulu.





     Dilokasi penemuan itu sendiri sudah di pasang Police Line (Gris Polisi) karena laporan dari masyarakat Gapong Pande yang keberatan atas lahan yang terus di keruk oleh masyarakat luar Kutaraja. Di lokasi sendiri banyak terdapat makam-makam yang sangat disayangkan menjadi rusak akibat masyarakat yang mencari koin harta karun secara membabi-buta.

     Dikabarkan, bahkan ada warga yang sampai membawa sesajen ke lokasi seperti yang disampaikan Kepala Divisi Ketertiban Masyarakat, kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Turmizi, Rabu (13/11). Menurutnya, perilaku pendatang di tempat itu mulai tak wajar. Pihak keamanan pun mengatakan ada juga pendatang yang membawa sesajen dan berdo'a di lokasi tersebut.




      Yang jelas, ungkap Turmizi, sudah tidak boleh ada lagi pencarian harta di sana. Lokasi sudah di tutup bagi para pemburu harta.